health.linear.co.id : Tahukah anda tentang penyakit Avascular Necrosis atau Osteonekrosis? Istilah asing ini sangat jarang diketahui masyarakat umum, nah berikut penjelasan lengkapnya.
Avascular necrosis (AVN) atau osteonekrosis adalah kondisi matinya jaringan tulang karena kekurangan pasokan darah. Meski umum terjadi pada orang yang berusia lebih dari 30 tahun, kondisi ini pada dasarnya bisa dialami oleh siapa saja dari segala usia.
Pada tahap awal, avascular necrosis umumnya tidak menunjukkan gejala. Namun, seiring waktu, sendi yang terkena gangguan ini akan terasa nyeri saat bergerak. Ketika kondisi sudah semakin parah, sendi dapat terasa nyeri meski tidak digerakkan.
Penyebab Avascular Necrosis
Avascular necrosis terjadi akibat berkurangnya pasokan darah ke tulang. Beberapa kondisi yang dapat membuat pasokan darah ke tulang berkurang adalah:
- Cedera pada sendi atau tulang
Cedera seperti dislokasi bisa merusak pembuluh darah di sekitar sendi yang bermasalah, sehingga menghambat pasokan darah ke tulang.
- Penumpukan lemak di pembuluh darah
Lemak bisa menutup pembuluh darah kecil dan mengakibatkan berkurangnya pasokan darah ke tulang. Hal ini dapat terjadi pada orang yang menggunakan kortikosteroid untuk waktu yang lama atau orang yang kecanduan alkohol.
- Penyakit
Beberapa penyakit yang bisa mengurangi pasokan darah ke tulang dan menyebabkan avascular necrosis adalah anemia sel sabit, penyakit Gaucher, pankreatitis, diabetes, lupus, dan HIV/AIDS.
- Tindakan medis
Tindakan medis, seperti radioterapi, bisa melemahkan tulang dan merusak pembuluh darah. Selain radioterapi, tindakan transplantasi ginjal juga diduga dapat menyebabkan avascular necrosis.
Pada dasarnya, avascular necrosis bisa dialami oleh siapa saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang membuat seseorang lebih berisiko menderita kondisi ini, yaitu:
- Mengonsumsi alkohol secara berlebihan
- Memiliki kebiasaan merokok
- Mengonsumsi obat steroid, seperti cortisone dan prednisone, dalam waktu lama
- Menderita penyakti tertentu, seperti penyakit Legg-Calve-Perthes
- Berusia 30–60 tahun
Pada sejumlah kasus, penyebab avascular necrosis tidak diketahui secara pasti. Penyakit ini bisa terjadi pada individu yang sehat tanpa memiliki kondisi atau faktor risiko di atas.
Gejala Avascular Necrosis
Dibandingkan area tubuh lainnya, avascular necrosis paling sering terjadi di bagian sendi pinggul dan lutut. Kondisi ini jarang terjadi pada pundak, tangan, atau kaki.
Avascular necrosis umumnya tidak menimbulkan gejala di awal. Namun, seiring kondisi berkembang, penderita avascular necrosis dapat merasakan gejala seperti berikut:
- Nyeri ringan hingga berat di area sendi yang terserang
- Nyeri pada pangkal paha yang menyebar hingga ke lutut
- Nyeri ketika menopang beban tubuh dengan pinggul atau lutut
- Nyeri sendi yang cukup parah hingga membatasi pergerakan
Jika avascular necrosis terjadi pada tulang rahang, gejala yang dapat muncul meliputi penonjolan tulang rahang yang disertai nyeri, nanah, atau keduanya. Gejala avascular necrosis juga dapat terjadi pada kedua sisi tubuh, misalnya pada kedua lutut.
Avascular necrosis biasanya berkembang dalam kurun waktu 1 bulan hingga 1 tahun. Namun, rasa nyeri juga bisa tiba-tiba bertambah parah akibat adanya retakan-retakan kecil di dalam tulang yang disebut mikrofraktur.
Mikrofaktur dapat menyebabkan tulang dan sendi menjadi rusak, yang kemudian memicu timbulnya artritis atau radang sendi.
Kapan harus ke dokter
Perlu diketahui, gejala-gejala di atas juga dapat menjadi pertanda gangguan kesehatan lain. Oleh karena itu, lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala tersebut guna memastikan diagnosis dan menentukan penanganan yang tepat.
Diagnosis Avascular Necrosis
Diagnosis avascular necrosis akan diawali dengan melakukan tanya jawab mengenai gejala dan keluhan yang dialami, serta riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter ortopedi akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menekan daerah di sekitar sendi untuk melihat adanya bagian yang terasa lunak dan menggerakan sendi ke berbagai posisi untuk menilai kemampuan geraknya.
Agar hasil diagnosis lebih akurat, dokter juga akan melakukan sejumlah pemeriksaan penunjang, seperti:
- Foto Rontgen, untuk melihat perubahan tulang yang terjadi akibat avascular necrosis
- MRI atau CT scan, untuk melihat kondisi tulang dengan lebih detail
Jika hasil pemeriksaan di atas menunjukkan tidak ada masalah dan pasien juga tidak memiliki faktor risiko terserang penyakit ini, maka dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lain yang disebut bone scan guna memastikan kondisi.
Pemeriksaan bone scan diawali dengan menyuntikkan zat radioaktif ke dalam pembuluh darah. Zat tersebut akan menuju ke daerah tulang yang mengalami gangguan dan akan tertangkap saat dilakukan foto dengan kamera gamma.
Jika dokter tetap menduga pasien terserang avascular necrosis meski semua hasil tes tidak menunjukkan adanya penyakit ini, pasien mungkin akan disarankan menjalani tes dengan tindakan pembedahan untuk mengukur tekanan pada tulang yang sakit. Tes ini dinamakan functional bone test.
Pengobatan Avascular Necrosis
Pengobatan untuk avascular necrosis akan disesuaikan dengan usia pasien, penyebab penyakit, bagian tulang yang rusak, dan tingkat kerusakannya. Berikut ini adalah beberapa obat yang dapat diresepkan dokter untuk mengobati avascular necrosis:
- Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
Obat-obatan seperti ibuprofen atau dicloofenac bisa mengurangi gejala peradangan, seperti nyeri.
- Obat penurun kolesterol
Penurunan kadar lemak dalam darah bisa mencegah penyumbatan pembuluh darah yang dapat memicu terjadinya avascular necrosis.
- Antikoagulan
Jenis obat antikoagulan, seperti warfarin, akan disarankan dokter untuk mencegah penggumpalan darah.
- Obat bifosfonat
Pada sebagian kasus, obat bifosfonat seperti alendronate bisa memperlambat perkembangan penyakit avascular necrosis. Namun, terdapat juga laporan bahwa bifosfonat justru menyebabkan avascular necrosis pada tulang rahang.
Selama pengobatan, pasien tidak dianjurkan melakukan banyak kegiatan yang bisa membebani bagian tulang yang sakit. Pasien juga bisa menyertai pengobatan dengan fisioterapi untuk memperbaiki dan meningkatkan fungsi sendi yang rusak.
Jika sakit yang diderita sudah tergolong berat, dokter akan menyarankan tindakan bedah, seperti:
- Transplantasi tulang
Prosedur ini bertujuan untuk mengganti tulang yang rusak dengan tulang yang sehat dari area lain di tubuh pasien.
- Penggantian sendi
Jika bagian yang sakit sudah tidak mungkin lagi diperbaiki, pasien bisa menjalani operasi bedah untuk mengganti sendi yang rusak dengan sendi imitasi atau buatan dari logam.
- Osteotomi
Pada prosedur ini, bagian tulang yang rusak akan dibuang dan bagian yang masih sehat diharapkan akan membentuk ulang struktur tulang untuk memperkuat tumpuan pada sendi, agar bisa digunakan lebih baik.
- Dekompresi inti tulang
Prosedur dekompresi inti tulang dilakukan dengan membuang bagian dalam tulang untuk mengurangi beban pada sendi dan agar terbentuk pembuluh darah baru.
Komplikasi Avascular Necrosis
Avascular necrosis yang tidak ditangani akan memburuk seiring waktu hingga bisa menyebabkan tulang rusak. Kondisi ini juga bisa menyebabkan bentuk tulang menjadi tidak normal, sehingga berpotensi menimbulkan arthritis atau radang sendi.
Pencegahan Avascular Necrosis
Mengingat penyebab avascular necrosis tidak selalu diketahui secara pasti, kondisi ini menjadi sulit untuk bisa dicegah sepenuhnya. Namun, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko terkena avascular necrosis, yaitu:
- Membatasi konsumsi alkohol
- Menjaga kadar kalori tetap rendah
- Berhati-hati dalam menggunakan obat, terutama obat steroid
- Berhenti merokok
Baca Juga : Penyakit Dermatomiositis (Peradangan)
Related Posts
Subscribe Our Newsletter
0 Response to "Apa Itu Penyakit Avascular Necrosis (AVN) atau Osteonekrosis, Ini Penjelasannya!"
Post a Comment